POLTEKAD KODIKLATAD
JURUSAN TEKNIK KOMUNIKASI
DISUSUN OLEH :
Nama : Serda MUHAMMAD CHOIRUL ANWAR (20190430-E)
TEKNIK KOMUNIKASI D4 ANGKATAN IV
BATU, OKTOBER 2019
PERCOBAAN 11
MEMBUAT TAMPILAN NAMA SISWA
MENGGUNAKAN 16 SEGMEN COMMON CATHODA
MENGGUNAKAN 16 SEGMEN COMMON CATHODA
1. Tujuan : Agar bamasis mampu membuat tampilan nama siswa menggunakan 16 Segmen.
2. Alat dan Bahan :
a. 16 Segment;
b. Power Supply; dan
c. Live Wire;
3. Teori :
TAMPILAN SIXTEEN SEGMEN
Tampilan enam belas segmen ( SISD )
adalah jenis tampilan berdasarkan 16 segmen yang dapat dinyalakan atau
dimatikan sesuai dengan pola grafis yang akan dihasilkan. Ini adalah perpanjangan dari tampilan tujuh segmen yang lebih umum, menambahkan empat segmen diagonal dan dua vertikal dan membelah tiga segmen horizontal menjadi dua. Varian lain termasuk tampilan empat belas segmen yang
tidak membagi segmen horisontal atas atau bawah, dan dua puluh dua
segmen tampilan yang memungkinkan karakter huruf kecil dengan keturunan.
16 Segmen
Common Chatoda yaitu suatu segmen yang memiliki 16 segmen yang coomonnya
disambungkan ke Ground. Dari situlah kenapa segmen ini disebut sebagai
16 segmen coomon cathoda.
IC Voltage Regulator (7805)
Pin No
|
Function
|
Name
|
1
|
Input voltage (5V-18V)
|
Input
|
2
|
Ground (0V)
|
Ground
|
3
|
Regulated output; 5V (4.8V-5.2V)
|
Output
|
Regulator ini menghasilkan tegangan output stabil 5 Volt dengan syarat tegangan input yang diberikan minimal 7-8 Volt (lebih besar dari tegangan output) sedangkan batas maksimal tegangan input yang diperbolehkan dapat dilihat pada datasheet IC 78XX karena jika tidak maka tegangan output yang dihasilkan tidak akan stabil atau kurang dari 5 Volt.
Keunggulan
Jika dibandingkan dengan regulator tegangan lain, seri 78XX ini mempunyai keunggulan di antaranya:
Untuk regulasi tegangan DC, tidak memerlukan komponen elektronik
tambahan.
Aplikasi mudah dan hemat ruang memiliki proteksi terhadap overload (beban lebih), overheat (panas
lebih), dan hubung singkat.
Dalam keadaan tertentu, kemampuan pembatasan arus peranti 78XX tidak
hanya melindunginya sendiri, tetapi juga melindungi rangkaian yang ditopangnya.
Kekurangan
Tegangan input harus lebih tinggi 2-3 Volt dari tegangan output sehingga
IC 7805 kurang tepat jika digunakan untuk menstabilkan tegangan battery 6 Volt
menjadi 5 Volt.
Seperti halnya regulator linier lain, arus input sama dengan arus
output. Karena tegangan input harus lebih tinggi dari tegangan output maka akan
terjadi terjadi panas pada IC regulator 7805 sehingga diperlukan heatsink
(pendingin) yang cukup.
Cara kerja rangkaian
Ketika switch (S1) ditutup (On), arus dari sumber DC 12 Volt akan mengalir menuju fuse (F1) yang berfungsi sebagai pengaman hubungsingkat, kemudian akan mengalir melalui dioda (D1) yang berfungsi sebagai pengaman polaritas. Condensator C1 yang berfungsi sebagai filter dapat dihilangkan jika tegangan input merupakan tegangan DC stabil misalnya dari sumber battery (accu/aki).
Ketika switch (S1) ditutup (On), arus dari sumber DC 12 Volt akan mengalir menuju fuse (F1) yang berfungsi sebagai pengaman hubungsingkat, kemudian akan mengalir melalui dioda (D1) yang berfungsi sebagai pengaman polaritas. Condensator C1 yang berfungsi sebagai filter dapat dihilangkan jika tegangan input merupakan tegangan DC stabil misalnya dari sumber battery (accu/aki).
Setelah
melalui IC 7805, tegangan akan diturunkan menjadi 5 Volt stabil. Fungsi C2
adalah sebagai filter terakhir yang berfungsi
mengurangi noice (ripple tegangan) sedangkan LED1 yang dipasang
seri dengan resistor (R1) berfungsi sebagai indikator.
Fungsi
Rangkaian regulator ini dapat dipakai untuk menurunkan tegangan 12 Volt aki (accu) pada sebuah perangkat elektronika atau pada sebuah kendaran menjadi 5 Volt stabil.
Rangkaian Pembagi Tegangan (Voltage Divider)
Rumus/Persamaan Pembagi Tegangan (Voltage Divider)
Contoh Kasus Perhitungan Rangkaian Pembagi Tegangan
Contoh Kasus 1
R1 = 1000 Ohm
R2 = 220 Ohm
Vout = ?
Vout = 9 x (1000/(1000+220))
Vout = 9 x (1000/1220)
Vout = 9 x 0.82
Vout = 7,38 Volt
Rumus/Persamaan Pembagi Tegangan (Voltage Divider)
Contoh Kasus Perhitungan Rangkaian Pembagi Tegangan
Contoh Kasus 1
R1 = 1000 Ohm
R2 = 220 Ohm
Vout = ?
Vout = 9 x (1000/(1000+220))
Vout = 9 x (1000/1220)
Vout = 9 x 0.82
Vout = 7,38 Volt
Pada dasarnya,
Rangkaian Pembagi Tegangan terdiri dari dua buah resistor yang dirangkai
secara Seri. Berikut ini adalah rangkaian sederhana sebuah pembagi
tegangan atau Voltage Divider.
Aturan Pembagi
Tegangan sangat sederhana, yaitu Tegangan Input dibagi secara
proporsional sesuai dengan nilai resistansi dua resistor yang dirangkai
Seri.
Vout = Vin x (R1 / (R1+R2))
Berikut ini
adalah beberapa contoh kasus perhitungan pada Rangkaian Pembagi Tegangan
sehingga kita mendapat tegangan yang diinginkan saat merancang sebuah
rangkaian elektronika.
Sebagai contoh,
kita memberikan tegangan input sebesar 9V pada rangkaian pembagi
tegangan tersebut dengan nilai R1 adalah 1000 Ohm dan R2 adalah 220 Ohm berapakah Tegangan Output pada R1 yang kita dapatkan ?
Diketahui :
Vin = 9V
Penyelesaian :
Vout = Vin x (R1 / (R1+R2))
Jadi Tegangan Output dari rangkaian Pembagi tersebut adalah 7,38 Volt.
5. Analisa hasil Percobaan.
a. 16 segmen memiliki kaki sebanyak 16.
b. Masing-masing kaki memiliki garis tersendiri.
c. 16 ini menggunakan common cathoda.
d. common 16 segmen ini disambungkan ke ground maka dari itu disebut common cathoda.
e. 16 segmen ini bisa mebuat bentuk huruf.
f. 16 segmen ini juga bisa dibuat untuk mebuat bentuk angka
g. Jadi untuk membuat kalimat atau angka beruntun bisa menggunakan 16 segmen ini.
5. 6. Kesimpulan.
Dari
percobaan di atas dapat disimpulkan bahwa suatu rangkaian 16 Segment
dapat langsung terhubung ke dalam arus tanpa melalui suatu hambatan
resistor yang berfungsi sebagai pengatur hambatannya.Rangkaian 16 segmen
ini menggunakan Common Cathoda,yaitu common pada segmennya dihubungkan
ke ground.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar